Blog ini dibuat untuk menyalurkan materi yang sudah pernah saya pelajari.
Mohon kritik dan saran jika terdapat kekurangan pada blog ini ^_^
Selasa, 22 Juni 2021
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN
Inovasi yang secara umum dilakukan oleh
organisasi publik termasuk lembaga pendidikan
adalah melalui pemanfaatan Teknologi
Informasi. Hal ini dikarenakan di era globalisasi
seperti saat ini perkembangan dan kemajuan
Teknologi Informasi telah berjalan dengan
sangat pesat. Sebagaian besar sekolah termasuk
Sekolah Menengah Kejuruan melakukan inovasi
melalui pemanfaatan Teknologi Infomasi seperti
penggunaan perangkat komputer maupun laptop,
fasilitas LCD monitor di kelas, serta yang paling
popular saat ini adalah menggunakan akses
internet sebagai penunjang proses pembelajaran.
Menurut Djojonegoro (1998, h.5) Pendidikan
kejuruan yang baik adalah yang responsive dan
antipasif terhadap kemajuan teknologi informasi.
Menurut Riwayadi (2013, h.3) teknologi
Informasi adalah suatu teknologi yang dapat
digunakan untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang tepat waktu,
akurat dan relevan, yang digunakan untuk
keperluan perseorangan, industri, dan bidang
publik dan merupakan informasi yang strategis
dalam rangka pengambilan keputusan melalui
pengolahan data, termasuk mendapatkan,
memproses, menyusun, memnipulasi data, dan
menyimpan dalam berbagai cara
Sedangkan Oetomo (2002, h.32)
mengemukakan bahwa teknologi telah
dimanfaatkan oleh banyak lembaga pendidikan
sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan
yang semakin ketat di era yang modern saat ini.
Langkah-langkah sekolah berbasis TI dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan
Kejuruan :
a. Penyediaan Sarana Pendidikan Berbasis
TI
b. Pengembangan Kemampuan Staf
Pengajar di Bidang TI
c. Kerjasama dengan Dunia Industri dalam
penyediaan Sarana Pendidikan Berbasis
TI
d. Pemanfaatan Komputer Tablet dalam
Pembelajaran
e. Mengikutsertakan Siswa-Siswi dalam
Lomba di Bidang TI
Faktor Pendukung perkembangan Teknologi Informasi bagi sekolah :
a. Dukungan Yang Besar dari Kepala
Sekolah
b. Ketersediaan Jaringan Wi-Fi
c. Kerjasama Yang Baik dengan Dunia
Industri
INTERNET SEBAGAI BASIS PEMBELAJARAN ONLINE
Saat ini ketersediaan jaringan internet pada setiap institusi termasuk sekolah dan bahkan di lingkungan keluarga dalam masyarakat sudah cukup tinggi. Internet didefinisikan sebagai jaringan global yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia dengan menggunakan prosedur tertentu. 1. Aplikasi Browsing Pada Jaringan Internet.
Web browser seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera atau Google Chrome, pengguna dapat membaca halaman-halaman web yang ditempatkan di server melalui layar monitor.
2. Kegunaan Web Bagi Pendidikan.
Web telah mampu berperan dalam menyediakan fasilitas komunikasi seperti web mail, web page, mailing list, bulletin board, chat rooms, audio teleconferencing maupun video teleconferencing.
3. Pembelajaran On-Site dan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web.
Web dapat dimanfaatkan sebagai pendukung proses pembelajaran tradisional on-site dan pendukung pembelajaran jarak jauh (distance learning).
Web menyediakan lingkungan interaktif untuk mendukung penyelenggaraan proses pembelajaran, memiliki basis data yang besar sehingga dapat digunakan untuk menyelenggarakan strategi pembelajaran inkuiri seperti Webquests, mendukung implementasi course management system (CMS) seperti Moodle dan Sakai, mendukung aplikasi-aplikasi emerging seperti web logs atau blog, solusi masalah-masalah pembelalajaran synchronous maupun asynchronous berbasis teknologi informasi, tes online, dan sistem pendukung kinerja.
4. E-Learning
berikut penjelasan denganvideo :
Kamis, 10 Juni 2021
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
A. PENGERTIAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
Eve Krakow (2005) mengemukakan bahwa pengajaran
berbasis kompetensi adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active
learning) dimana guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada
hanya mempelajari isi.
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002)
mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana
dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan
dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1)
hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat
diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang
pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi
oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan yang
muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum
berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan
filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab
tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus
diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia
kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu (Suyanto, 2005).
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat
penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
Standar kompetensi juga diartikan sebagai kemampuan yang secara umum harus
dikuasai lulusan. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan
standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran
dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal
yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar
kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan
kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks
keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan
adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai
ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.
Dari definisi-definisi di atas kurikulum berbasis
kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/potensi peserta didik
secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya
mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan
mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi
dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada
pendekatan konstruktivisme, hal ini terlihat dari ciri-ciri KBK, yaitu:
1.Menekankan
pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal.
2.Berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman.
3.Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.Sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi unsur
edukasi.
5.Penilaian
menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan ataupencapaian
suatu kompetensi.
Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi
ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun
identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial,
serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. Dengan kurikulum yang
dernikian dapat memudahkan guru dalam penyajian pengalaman belajar yang sejalan
dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar pendidikan
universal, yaitu: belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri
sendiri, dan belajar hidup dalam kebersamaan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum
2004 adalah kurikulum dalam dunia pendidikan
di Indonesia yang mulai
diterapkan sejak tahun2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya.
Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan
dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam
sistem semester. Dahulu pun,
para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima
materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif
mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama
dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di
sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan
yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa
bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
B.KARAKTERISTIK KBK
Dari uraian latar belakang munculnya KBK, kita dapat
menagkap dua makna yang terirat.
1.KBK
mengharapkan adanya hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta
didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.
Makna pertama mengandung pengertian, dalam KBK siswa tidak sekedar dituntut
untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana pemahaman konsep tersebut
berdampak terhadap perilaku dan pola pikir sehari-hari. Inilah hakikat
pengalaman belajar yang bermakna yaitu bahwa pengembangan kompetensi diarahkan
untuk memberi keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam masyarakat yang
cepat berubah, penuh persaingan dan tantangan, penuh ketidakpastian dan
ketidakmenetuan. Dalam konteks pembelajaran yang bermakna, proses pembelajaran
di sekolah harus menjadi pengalaman bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan
belajarnya di masyarakat. Siswa dituntut untuk terus belajar sesuai dengan
tantangan masyarakat yang terus berubah.
2.KBK memberikan
peluang pada siswa sesuai dengan keberagaman yang dimiliki masing-masing.
Makna yang kedua adalah dalam KBK menghargai bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda. KBK memberikan peluang kepada setiap
siswa untuk belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh
karena itu, proses pembelajaran harus didesain agar dapat melayani setiap
keberagaman tersebut. Misalnya dalam pemanfaatan sumber belajar, KBK menuntut
keragaman penggunaan sumber belajar secara optimal. Siswa dituntut untuk dapat
menggunakan berbagai sumber informasi, yang tidak hanya mengandalkan dari mulut
guru, akan tetap dari sumber lainnya termasuk dari media elektronik. Oleh
karena itu kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi informasi,
memungkinkan siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah
kurikulum memiliki tiga karakteristik utama, yaitu;
1.KBK memuat
sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya melalui KBK
diharapkan siswa memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai.
2.Implementasi
pembelajaran dalam KBK mnekankan kepada proses pengalaman dengan memperhatikan
keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak sekedar diarahlan untuk
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat menunjang
dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-hari.
3.Evaluasi dalam
KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua sisi evaluasi itu
sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh
yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan
keterampilan.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara
lebih rinci sebagai berikut:
1.Menekankan
kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Ini mengandung pengertian bahwa KBK menekankan pada ketercapaian kompetensi.
Artinya isi KBK pada intinya adalah sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa, kmpetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau
kemampuan dasar.
2.Berorientasi pada
hasil belajar dan keberagaman. Ini artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi
dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikaor inilah yang selanjutnya
dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
Proses pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat tergantung pada kemampuan
siswa. Sebab diyakini, siswa memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda. KBK
memberikan peluang yang sama kepada seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil
belajar.
3.Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Artinya,
sesuai dengan keberagaman siswa, maka metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran harus bersifat multimetode. Hal ini dimaksudkan untyk merangsang
kemampuan berpikir siswa. Bahwa belajar sebagai proses menerima informasi
dari guru, dalam KBK harus ditinggalkan. Belajar adalah proses mncari dan
menemukan. Belajar adalah proses mengonstruksi pengetahuan oleh siswa. Oleh
sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.
4.Sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif. Artinya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya teknologi informasi, dewasa ini siswa bisa belajar dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia. Guru, dalam pembelajaran
KBK, guru bukan sebagai satu-satuya sumber belajar. Guru berperan hanya sebagai
fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
5.Penilian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaan KBK tidak hanya diukur dari
sejauh mana siswa dapat mengauasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga
bagaimana cara mereka menguasai pelajarn tersebut. Oleh sebab itu, KBK menempatan
hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
D.TUJUAN
KBK
Tujuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya
di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup. Kecakapan hidup
adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berni menghadapi
problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya
mampu mengatasinya. Secara khusus kecakapan hidup itu bertujuan untuk:
1.Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga
dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.
2.Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidkan
berbasis luas.
3.Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan
sekolah dengan memberikan peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di
masyarakat, sesuai dengan manajemen berbasis sekolah, (Wina, 2005:12)
C.PENGEMBANGAN
KBK
Pengembangan KBK sebagai pedoman dan alat pendidika bagi guru, didasarkan pada tiga
asas pokok yaitu:
1.Asas Filosofis
Asas Filosofis yang berkenaan dengan sistem nilai yang berlaku di
masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan arah dan tujuan yang harus
dicapai. Kurikulum pada hakikatnya berfungsi sebagai alat pendidikan untuk
mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan dan mengembangkan
sistem nilai masyarakatnya sendiri. Itulah sebabnya, dalam pengembangan KBK,
filsafat sebagai sistem nilai menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan
arah pendidikan.
Di Indonesia, sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila, oleh sebab itu
membentuk manusia yang Pancasialis merupakan tujuan dan arah dari segala
ikhtisar berbagai level dan jenis pendidikan. Dengan demikian, isi KBK yang
disusun harus memuat dan mencerminkan nlai-nilai Pancasila.
2.Asas psikologis
Asas psikologis yang berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan
peserta didik. Mengapa KBK harus didasarkan pada asas psikologis? Alasannya (1)
secara psikologis anak didik memiliki perbedaan baik perbedaan minat, bakat,
maupun potensi yang dimilikinya. (2) anak adalah organisme yang sedang
berkembang. Pada setiap tahapan perkembangannya mereka memiliki karakteristik
dan ciri tertentu. Dengan demikian baik tujuan, isi, dan strategi pengembangan
KBK harus memperhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar
anak.Pemahaman tentang anak bagi seorang pngembang kurikulum termasuk guru
sangatlah penting. Kesalahan persepsi atau kedangkalan pemahaman tentang anak,
dapat menyebakan kesalahan arah dan kesalahn praktik pendidikan.
D.TINGKAT PENGEMBANGAN KBK
1.Pengembangan Kurikulum tingat Nasional
Pada tingkat ini, pengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup nasional,
meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, baik secara vertikal maupun
horizontal dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Jalur
pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui
kegiatan pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan jalur
pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang
tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, termasuk pendidikan keluarga.
Dalam kaitannya dengan KBK. Pengembangan kurikulum tingkat nasional
dilakukan dalam rangka mengembangkan standar kompetensi untuk masing-masing
jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.
2.Pengembangan Kurikulum Tingkat Lembaga
Pada tingkat ini, dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap jenis lembaga
pendidikan pada berbagai satuan dan jenjang pendidikan. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini antara lain:
a.Mengembangkan kompetensi lulusan, dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan
pada berbagai jenis lembaga pendidikan.
b.Berdasarkan kompetensi dan tujuan di atas selanjutnya dikembangkan bidang
studi-bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.
c.Mengembangkan dan mengidentifikasikan fasilitas pembelajaran yang
diperlukan untuk memberi kemudahan belajar.
3.Pengembangan Kurikulum Tingkat Bidang Studi (penyusunan Silabus)
Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi
pada berbagai jenis lembaga pendidikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a.Mengidentifikasi dan menetukan jenis-jenis kompetensi dan tujuan setiap
bidang studi.
b.Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan, serta meneglompokkannya
sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai dan sikap.
c.Mendeskripsikan kompetensi serta mengelompokkannya sesuai dengan skope dan
skuensi.
d.Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta rieria pencapaiannya.
Penyusunan silabus mengacu pada KBK dan perangkat kompnen-komponennya yang
disusun oleh Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, departemen
Pendidikan nsiona. Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun
silabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya setelah mendapat
persetujuan dari Dinas Pendidikan setempat (provinsi, kabupaten/kota).
4.Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Bahasan (Modul)
Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang telah diidentifikasi dan diurutkan
sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang studi, selanjutnya
dikembangkan program-program pembelajaran. Dalam KBK program pembelajaran yang
dikembangkan adalah modul, sehingga kegiatan pengembangan kurikulum pada
tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan paket-paket modul, (Mulyasa,
2002:63).
E.PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
Sesuai dengan asas-asas yang mendasarnya, proses
pengembangan KBK harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip. Setiap
prinsip pengembangan dan pelaksanaan KBK seperti yang dirumuskan Depdiknas
dalam Kerangka Dasar Kurikulum 2004 akan dijelaskan di bawah ini:
1.Prinsip-Prinsip Pengembangan
a.Peningkatan keimanan, Budi pekerti luhur, dan
penghayatan nilai-nilai budaya.
Sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu mmbentuk manusia yang beriman dan bertakwa
sejalan dengan filsafat bangsa, maka peningkatan keimanan dan pembentukan budi
pekerti luhur, merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan oleh para
pengembang KBK. Dengan demikian, prinsip ini harus digali, dipahami, dan
diamalkan sehingga mewarnai proses pengembangan kurikulum.
b.Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan
Kinestetika
Pembentukan
manusia yang utuh merupaka tujuan utama pendidikan. Manusia utuh adalah manusia
yang seimbang antara kemampuan intelektual dan sikap dan moral serta
keterampilan. Pengembangan KBK harus memperhatikan ketiga keseimbangan
tersebut.
c.Penguatan Integritas nasional
Indonesia
adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar budaya yang sangat
beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap
perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk sehingga mampu memberikan
sumbangan terhadap peradaban dunia.
d.Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Pengembangan
KBK diarahkan agar anak memiliki kemampuan berpikir dan belajar dengan cara
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat
berubah dan penuh tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi.
e.Pengembangan Kecakapan Hidup
Kecakapan
hidup mencakup keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional, keterampilan
sosila, keterampilan akademik, keterampilan vokasional. Kurikulum mengembangkan
kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca, menulis, dan berhitumg; sikap, dan
perilaku adaptif, kretaif, kooperatif, dan kompetitif.
f.Pilar pendidikan
Kurikulum
mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat pilar yaitu (1) belajar untuk
memahami, (2) belajar untuk berbuat kreatif, (3) belajar hidup dalam
kebersamaan, dan (4) belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang
dilandasi ketiga pilar sebelumnya.
g.Komprehensif dan Berkesinambungan
Komprehensif
mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan secara
berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-Kanak sampai dengan pendidikan
menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap, pola
pikir, dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai, dan konsep, serta
fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
h.Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan
diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlanjut
sepanjang hayat.
i.Diversifikasi Kurikulum
Kurikulum
dkembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
F.Prinsip pelaksanaan
1.Kesamaan Memeperoleh Kesempatan
Prinsp ini memgandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang
memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap angat diutamakan. Seluruh
peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang memerlukan bantuan
khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan kecepatannya.
2.Berpusat pada Anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, da menilai
diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman,
dan pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
perlu terus-menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif
menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian usaha tersebut. Penyajiannya
disesuaikan dengan tahap-tajap perkembangan peserta didik melalui pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3.Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan
Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman
Kanak-Kanak, kelas I sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang
bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian
pengalaman belajar menuntut kemitaraan dan tanggung jawab bersama dari peserta
didik, guru sekolah dan madarasah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan
industri, dan masyarakat.
4.Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam
Pelaksanaan
Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan madrasah. Standar
kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasikan
berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, serta
taraf internasional.
G.PENILAIAN
Dengan kurikulum berbasis kompetensi maka sistem
penilaian hasil belajar haruslah berubah. Ciri utama perubahan penilaiannya
adalah terletak pada pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan serta
komprehensif, yang mencakup aspek-aspek berikut:
1.Penilaian
hasil belajar
2.Penilaian
proses belajar mengajar
3.Penilaian
kompetensi mengajar dosen
4.Penilaian
relevansi kurikulum
5.Penilaian daya
dukung sarana. dan fasilitas
6.Penilaian
program (akreditasi)
Sementara itu strategi yang dapat digunakan adalah:
1.Mengartikulasikan
standar dan desain penilaian di lingkungan pendidikan pendidikan tinggi.
2.Mengembangkan
kemampuan dosen untuk melakukan dan memanfaatkan proses pernbelajaran
3.Mengembangkan
kemampuan subyek didik untuk memanfaatkan hasil penilaian dalam meningkatkan
efektifitas belajar mereka
4.Memantau dan
menilai dampak jangka panjang terhadap proses dan hasil belajar.
Perubahan yang mendasar juga terjadi pada kriteria
lulus dan tidak lulus (menguasai kompetensi atau tidak). Dalam konteks ini
tidak setiap kompetensi memiliki rentangan 0 – 4 atau E, D, C. B, dan A,
melainkan pendekatan penilaian yang bersifat mastery (Mastery-based Evaluation)
untuk menggantikan pendekatan skala yang digunakan pada saat ini.
H.KOMPONEN
YANG TERLIBAT SERTA PERANANNYA
Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan KBK ini
dengan baik sejumlah komponen perlu terlibat secara inten dan memberikan
perannya masingmasing sesuai dengan kapasitasnya, antara lain:
1.Visi dan Misi
kelembagaan dan kepemimpinan yang berorientasi kualitas dan akuntabilitas serta
peka terhadap dinamika pasar.
2.Partisipasi
seluruh sivitas akademika (dosen, naahasiswa) dalam bentuk “shared vision” dan
“mutual commitment” untuk optimasi kegiatan pembelajaran.
3.Iklim dan
kultur akademik yang kondusif untuk proses pengembangan yang berkesinambungan.
4.Keterlibatan
kelompok masyarakat pemrakarsa (stakeholders) serta. Masyarakat pengguna
lulusan itu sendiri.